juaL kopi luwak arabika

Harga Rp 35.000
JL BALAI DESA NO 28 JATI RASA, JATI ASIH BEKASI

JUAL KOPI - Kopi Ledug bukan hanya mesin ekonomi warga Desa Ledug, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Kafe Ledug juga memperkuat hubungan antara anggota keluarga petani kopi di lereng Gunung Welirang.

Berawal dari kekhawatiran tentang rendahnya harga kopi yang dibeli melalui perantara produsen kopi di desanya, Widi Prayitno, produsen kopi dari desa Ledug, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, menolak untuk tetap diam dengan membuat grup. produser Mitra Karya Tani (MKT).

Apakah MKT didirikan untuk membuat petani kopi makmur yang telah diejek oleh perantara yang bisa secara sewenang-wenang menentukan harga kopi? Pada 2009, ia mulai mempelajari penanaman dan pemasaran kopi hulu dan hilir. Sekarang Kelompok Tani MKT independen untuk mengemas dan memasarkan produknya sendiri yang diberi label "kopi Ledug". Merek ini mengambil nama desa yang merupakan tanah kopi yang tumbuh di lereng Gunung Welirang.

Baca juga:
Pemerintah Bali menghargai gerakan sosial #PuntungItuSampah
Peringatan Hari Bumi, Yang Mulia Sampoerna dan warga Tabanan membersihkan lingkungan


Kopi Ledug tidak hanya dijual di pasar domestik, tetapi juga merambah beberapa negara Asia, seperti Korea, Jepang dan Taiwan. Kisah sukses Widi dan produsen kopi di desa Ledug tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (SETC). Dari SETC, Widi berkesempatan belajar banyak tentang peningkatan kapasitas produksi, kualitas kopi, pengemasan dan pemasaran produk.

Perjalanan panjang

Keberhasilan Widi dalam memenuhi mimpinya menanam kopi di desanya dimulai dengan pelatihan yang diselenggarakan oleh Biro Pertanian tentang Pengelolaan Hama Terpadu untuk memastikan bahwa produk kopi yang diperoleh kualitas yang lebih baik.

Dia juga tidak melewatkan kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang berbagai varietas kopi. Pada suatu kesempatan, ia bertemu seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan belajar banyak tentang kopi luwak.

"Saya banyak bertanya, apa bedanya kopi biasa dan kopi luwak? Kenapa kopi luwak bisa mahal, dan sebagainya. Akhirnya, saya diminta tahu banyak, terutama untuk menyiapkan mesin yang baik sehingga kopi bubuk tidak mencium bau logam dari mesin tersebut, "kata Widi, bertemu beberapa waktu lalu di sela-sela SETC Expo, di Denpasar, Bali.

Saat itu, seorang pengusaha memberinya modal mesin kopi yang cantik. Kemudian ia mencoba mengajak para produsen kopi ke budaya kopi Luwak. Awalnya, karena dia belum tahu, dia berharap luwak makan biji kopi. Ternyata, pengamatan ini tidak sesuai dengan aturan.

"Saya belajar lebih banyak dari itu, oh, mungkin tidak boleh, harus dilepaskan, ya, itulah proses belajar saya, ternyata begitu saya pelajari lagi, kalau biayanya tinggi, biayanya akan lebih rendah, "kata Widi.

Para penanam kopi kemudian menanam pepaya di tengah-tengah perkebunan kopi. Pepaya adalah makanan untuk luwak. Hasil panen tidak terduga: hingga 1 kuintal per panen.

"Tapi, masalah lain, kopi Luwak per kilo harganya 150.000 rupee, tidak ada yang bisa menjual, ada panen 1 kuintal, tidak bisa dijual," kata Widi.

Padahal, lanjutnya, kualitas kopi yang dihasilkan petani Desa Ledug berkualitas baik. Menurut Widi, kopi Ledug istimewa karena paparan asap belerang dari Gunung Welirang.

"Menurut LIPI, kopi saya dipengaruhi oleh uap belerang, Gunung Welirang adalah penghasil uap belerang terbesar, kebun-kebun yang terpengaruh belerang pada malam hari, semua tanaman, dan uap belerang ini akan memengaruhi rasa dan mengubah lingkungan. rasa kopi biasa menjadi produk yang luar biasa, "katanya.

Namun, masalah pemasaran menjadi kendala bagi produsen kopi.

Bergabunglah dengan festival kopi dan bergabunglah dengan SETC

Widi tidak berkecil hati, dia masih mencari cara untuk lebih baik memasarkan kopi khas Ledug. Setelah memenangkan berbagai festival kopi di mana ia berpartisipasi, Widi direkomendasikan untuk bergabung dengan SETC pada 2012 dan bertahan hingga sekarang. fakta

baca juga :

JuaL Kopi Luwak Arabika

Reviews:

Posting Komentar

jual kopi © 2014 - Designed by Templateism, Distributed By Blogger Templates | Templatelib

Contact us

Diberdayakan oleh Blogger.