jual kopi arabika asli
Harga Rp 35.000
JL BALAI DESA NO 28 JATI RASA, JATI ASIH BEKASI

JUAL KOPI - Pada audiensi ini, dua perusahaan pengimpor kopi di Lampung mengaku mengimpor untuk memenuhi permintaan pasar kopi dari negara lain. Alasan mengapa permintaan kopi cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Benny, manajer cabang PT Sari Makmur, tidak menampik masalah data media, yang mengimpor lebih dari 300 ton kopi dari Vietnam. Namun, dia mengatakan dia tidak mengimpor terus menerus.
"Jadi, jika kita mengekspor kacang hijau (biji kopi), tetapi bagi mereka yang telah dipanggang untuk memenuhi permintaan kopi, hotel-hotel lokal saat ini diminati ... Ya, kita sekarang tahu bahwa ada kafe di mana-mana, yah itulah yang bisa kami sediakan, jika kami mengimpor sendiri, itu tergantung pada penawaran dan permintaan. Jika kami banyak impor, kami akan, karena akhir-akhir ini tren telah meningkat (kopi Vietnam), jadi semua orang ingin mencoba segera dan permintaan kuat, tetapi kami juga terus memanggang kopi Lampung, "kata Benny.

Benny juga menyebutkan bahwa pihaknya menjual kopi yang telah dicampur dan dipasarkan dengan label kopi Robusta Lampung, kopi Robusta Vietnam atau tanpa merek.

"Ya, itu tergantung pada pasar, jadi jika Anda mencampur banyak, Anda dapat mencampurnya dengan komposisi lain, tetapi itu ditulis dan dicampur, kecuali bahwa Arabika adalah asal yang unik karena perbedaan antara robusta dan arabika, Robusta terutama campuran, jadi ada nama sendiri, bisa a, b, c tergantung siapa yang mau beli, "katanya.

Mengacu pada izin bongkar yang harus diketahui oleh gubernur Lampung, PT Sari Makmur dan PT Nedcoffee, yang hadir dalam audiensi ini, menyatakan bahwa mereka tidak tahu salah satu poin yang diatur dalam Peraturan Gubernur Lampung No. 59 / 2014 tentang kontrol distribusi produk impor di provinsi Lampung.

Untuk produk-produk strategis yang juga diproduksi di Lampung, izin harus dikeluarkan oleh Gubernur Lampung melalui Departemen Perdagangan, yang telah diratifikasi sejak 2014 dan diharapkan akan diterapkan sejak 1 Januari 2015.

Mengenai izin itu sendiri, kedua perusahaan tersebut mengklaim telah memperoleh lisensi ekspor dan impor. Kedua negara juga mengakui bahwa mereka mengekspor rata-rata 20.000 hingga 30.000 ton kopi robusta setiap tahun dari Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Renaldy, perwakilan dari PT Nedcoffee. "Kami tidak tahu izin membongkar." Sejauh menyangkut ekspor, kami memproduksi 20.000 hingga 30.000 ton per tahun, tetapi sumbernya tidak hanya dari Lampung, tetapi juga dari Jambi, Bengkulu, dan Sumbagsel. " kata Renaldy.

Pada kesempatan yang sama, Presiden AEKI Lampung, Juprius, mengatakan bahwa sebenarnya impor kopi tidak hanya dilakukan sejak tahun ini, tetapi sudah lama. Kita tahu bahwa banyak perusahaan mengimpor sejak 2015. Bahkan importir melakukannya untuk mencampur kopi Lampung.

"Karena kopi Vietnam murah dan dibanjiri secara kuantitas, penurunan harga kopi saat ini dapat dipengaruhi oleh masuknya kopi dari luar, karena jika kopi dicampur dan diekspor lagi, itu menyakitkan petani. Kopi Indonesia kurang tetapi harganya turun, yang berarti bahwa kopi Vietnam membanjiri Indonesia, tetapi jarang bahwa harganya tidak naik, tetapi sekarang kopi di luar negeri biaya lebih murah, "kata Juprius.

Menurut data yang diperoleh dari PT Pelindo II cabang Bandarlampung Panjang, Juprius dilaporkan memperoleh data tentang impor kopi ke Lampung sebesar 8.000 ton hingga bulan lalu. Tetapi Juprius meminta Komisi II untuk meminta data dari bea cukai, yang tahu dengan jelas berapa banyak kopi yang diimpor dan diekspor dari Lampung.

Sementara Sekretaris Komisi II Joko Susanto mengatakan pertemuan itu dimaksudkan untuk mendengar apakah berita itu telah dikaitkan dengan informasi tentang impor kopi yang terjadi di Lampung. Padahal Lampung adalah penghasil kopi.

baca juga :

Jual Kopi Arabika Asli

Reviews:

Posting Komentar

jual kopi © 2014 - Designed by Templateism, Distributed By Blogger Templates | Templatelib

Contact us

Diberdayakan oleh Blogger.